Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok
antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat
menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana
alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
- Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
- Kemiskinan : Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian
orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya
lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
- Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan
dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar.
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua
gambaran yang lainnya.
– Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi
bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini
dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara
halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Banyak sekali berbagai macam penyebab kemiskinan, Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
- penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh
dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur
pemasukan.
- penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga
yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
- penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan
dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam
lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan
keadaan tetangga adalah contohnya.
- penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi
orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi
orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang
atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
- penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah
sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya
per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang
diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera
atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis
kemiskinan.
- Pengangguran : Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Statistik Pengangguran :
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan
efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan
yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau
keengganan untuk menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk dirinya
sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan lapangan kerja
atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya,
kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja
(minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain
juga, misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk
membantu orang lain walau sedikit saja.
Ada beberapa jenis pengangguran pada umumnya, diantara lain :
- Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
- Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
- Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan
tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
- Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
- Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 9 macam:
- Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran karena pekerja menunggu pekerjaan yang lebih baik.
- Pengangguran struktural (Structural unemployment) adalah
pengangguran yang disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan
pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja.
- Pengangguran teknologi (Technology unemployment) adalah pengangguran
yang disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat
menyebabkan pekerja harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang
diterapkan.
- Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran
ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja
yang ada. Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis
yang beroperasi atau daya beli produk oleh masyarakat menurun.
- Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang
berfluktuasi karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan
perikanan. Contohnya adalah para petani dan nelayan.
- Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja
yang hanya bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).
- Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan karena
tidak adanya lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian.
Pengangguran jenis ini disebut juga pengangguran tidak kentara
dikarenakan mempunyai aktivitas berdasarkan keahliannya tetapi tidak
menerima uang. Contohnya adalah anak sekolah (siswa) atau mahasiswa.
Mereka adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang
dan justru harus mengeluarkan uang atau biaya, misalnya harus membeli
paket buku LKS atau membayar biaya kursus yang diselenggarakan oleh
sekolahnya sendiri. Contoh lainnya adalah (misalnya) seorang pelatih
pencak silat yang tidak meminta gaji dari organisasinya. Pengangguran
tidak kentara ini, juga bisa disebut sebagai pengangguran terselubung.
- Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak
mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya
peluang untuk menciptakan lapangan kerja.
- Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin
tanpa pemotongan, tetapi di tempat kerjanya hanya sering diisi dengan
bercerita sesama pekerja karena minimnya pekerjaan yang harus
dikerjakan. Hal ini disebabkan karena tempat kerjanya kelebihan tenaga
kerja. Pengecualian untuk pegawai atau petugas pemadam kebakaran atau
penanggulangan bencana alam. Pegawai atau petugas seperti demikian
tenaganya harus disimpan dan dipersiapkan secara khusus jika ada
pelatihan atau simulasi atau harus diterjunkan pada situasi sebenarnya.
- Faktor budaya : Perceraian,Kenakalan Remaja, dll.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Beberapa jenis faktor budaya :
- Perceraian : Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat
kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka
bisa meminta pemerintah untuk dipisahkan. Selama perceraian, pasangan
tersebut harus memutuskan bagaimana membagi harta mereka yang diperoleh
selama pernikahan seperti rumah, mobil, perabotan atau kontrak), dan
bagaimana mereka menerima biaya dan kewajiban merawat anak-anak mereka.
Banyak negara yang memiliki hukum dan aturan tentang perceraian, dan
pasangan itu dapat menyelesaikannya ke pengadilan.
Faktor penyebab perceraian antara lain adalah sebagai berikut:
- Ketidak harmonisan dalam rumah tangga
Alasan tersebut di atas adalah alasan yang paling kerap dikemukakan
oleh pasangan suami – istri yang akan bercerai. Ketidakharmonisan bisa
disebabkan oleh berbagai hal antara lain, krisis keuangan, krisis
akhlak, dan adanya orang ketiga. Dengan kata lain, istilah keharmonisan
adalah terlalu umum sehingga memerlukan perincian yang lebih mendetail.
Selain ketidakharmonisan dalam rumah tangga, perceraian juga sering
memperoleh landasan berupa krisis moral dan akhlak, yang dapat
dilalaikannya tanggung jawab baik oleh suami ataupun istri, poligami
yang tidak sehat, penganiayaan, pelecehan dan keburukan perilaku lainnya
yang dilakukan baik oleh suami ataupun istri, misal mabuk, berzinah,
terlibat tindak kriminal, bahkan utang piutang.
Di samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya
perceraian adalah perzinaan, yaitu hubungan seksual di luar nikah yang
dilakukan baik oleh suami maupun istri.
Alasan lainnya yang kerap dikemukakan oleh suami dan istri, untuk
mengakhiri sebuah perkawinan adalah bahwa perkawinan mereka telah
berlangsung tanpa dilandasi adanya cinta. Untuk mengatasi kesulitan
akibat sebuah pernikahan tanpa cinta, pasangan harus merefleksi diri
untuk memahami masalah sebenarnya, juga harus berupaya untuk mencoba
menciptakan kerjasama dalam menghasilkan keputusan yang terbaik.
- Adanya masalah-masalah dalam perkawinan
Dalam sebuah perkawinan pasti tidak akan lepas dari yang namanya
masalah. Masalah dalam perkawinan itu merupakan suatu hal yang biasa,
tapi percekcokan yang berlarut-larut dan tidak dapat didamaikan lagi
secara otomatis akan disusul dengan pisah ranjang seperti adanya
perselingkuhan antara suami istri. Langkah pertama dalam menanggulangi
sebuah masalah perkawinan adalah :
- Adanya keterbukaan antara suami–istri
- Berusaha untuk menghargai pasangan
- Jika dalam keluarga ada masalah, sebaiknya diselesaikan secara baik-baik
- Saling menyayangi antara pasangan
- Kenakalan remaja : Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang
melanggar norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada
usia remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa.
Kenakalan remaja itu terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan
dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya
identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang
telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar
anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu
perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun,
seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau
penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya
kenakalan remaja.
Teman sebaya yang kurang baik
Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
- Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
Masalah sosial yang bersumber dari faktor biologis ini misalnya,
masalah-masalah yang menyangkut kependudukan dan keharusan biologis
lainnya.bebarapa faktor penyebab timbulnya masalah sosial yang bersumber
dari faktor biologis :
- Penyakit Menular
Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang
dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik
secara langsung maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan
adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta
menyerang host atau inang (penderita).
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah
penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus,
bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka
bakar) atau kimia (seperti keracunan).
- Keracunan makanan
Keracunan makanan adalah penyakit yang dihasilkan akibat dari
penggunaan makanan yang tercemar, patogen bakteri, virus, atau parasit
yang mencemari makanan, dan juga kimia atau racun alami seperti sebagai
jamur.
Onset gejala dan tingkat keparahan tergantung pada waktu yang infeksi
yang diperlukan untuk kalikan dan memegang. Kali ini disebut periode
inkubasi-nya. Ada lebih dari 250 penyakit yang bertalian dengan makanan.
CDC memperkirakan bahwa 68% dari kasus-kasus keracunan makanan yang
disebabkan karena organisme tidak terdeteksi atau tidak diketahui. Hal
ini karena kebanyakan kasus menyelesaikan sendiri dan tidak memerlukan
rawat inap. Penyebab adalah terutama dua-organisme menular dan racun.
Keracunan makanan dapat diklasifikasikan menurut keparahan dan awal.
- Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
menurut Blumer (1971) dan Thompson (1988) mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau
dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam
nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar
anggota masyarakat kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan
bersama. Entitas tersebut dapat merupakan pembicaraan umum atau menjadi
topik ulasan di media massa, seperti televisi, internet, radio dan
surat kabar. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang
mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang
dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan
bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat,
pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain
sebagainya. Namun yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah
sosial atau bukan, adalah masyarakat yang kemudian disosialisasikan
melalui suatu entitas. Dan tingkat keparahan masalah sosial yang terjadi
dapat diukur dengan membandingkan antara sesuatu yang ideal dengan
realitas yang terjadi (Coleman dan Cresey, 1987). Dan untuk memudahkan
mengamati masalah-masalah sosial, Stark (1975) membagi masalah sosial
menjadi 3 macam yaitu :
1.Konflik dan kesenjangan, seperti : kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok, pelecehan seksual dan masalah lingkungan.
2.Perilaku menyimpang, seperti : kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan, kenakalan remaja dan kekerasan pergaulan.
3.Perkembangan manusia, seperti : masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti urbanisasi) dan kesehatan seksual.
Referensi :
Wikipedia.com
https://andykomkom.wordpress.com/2014/12/02/4-faktor-pada-masalah-sosial/